Selasa, 22 Desember 2015

“When you were here before”


Aku tak mengerti, mengapa begitu banyak yang terjadi ketika kau meninggalkan seseorang yang t’lah lama bersamamu.
Mungkin ia mempunyai alasan dibalik kepergiaannya, mungkin ia mempunyai penjelasan yang enggan untuk diketahui. Namun, bisakah kita mengerti seakan semua memang sewajarnya saja terjadi ?
Memahami semua memang haruslah seperti ini.

Aku lelah berteman baik dengan semua pertanyaan yang tak ku ketahui jawabannya.
Aku lelah bersama dengan rindu yang kian hari membuncah untuk melihat mereka bersama seperti sedia kala.

Apa aku terlalu egois ketika ingin mereka bersama lagi?
Apakah rindu bisa membuat seseorang kehilangan sebuah akal sehatnya?

Berhentilah menghias diri seakan kau bagaikan sebuah kupu-kupu yang paling indah.
Namun, nyatanya kau hancur..
Kau berlubang dan penuh dengan luka yang kau kubur.


Kenangan selalu datang kala kau sendiri, berteman dengan sepi dan bersama air mata.

Kamis, 17 Desember 2015

Wanita yang selalu terbang bebas

Aku wanita yang datang dan pergi kapanpun aku mau.
Aku datang kala aku ingin..
Aku pergi kala aku suka..
Aku tak perna mengerti bagaimana rasanya dalam posisimu.
Aku tak perna ingin tau rasanya jadi kau..

Aku hanya ingin datang kala aku butuh seseorang disampingku..
Dan aku pergi kala aku sudah bosan..
Aku selalu menyakitimu, namun kau tak perna lelah bersamaku.

Aku seperti burung yang selalu ingin terbang bebas.
Aku benci berada terkurang dalam sebuah kandang
Aku benci lama menetap tanpa terbang.
Aku butuh terbang demi sebuah udara bebas.

Namun, terkadang aku lelah untuk terbang.
Aku lelah terbang bebas tanpa arah.
Aku ingin mempunyai tempat untuk ku tuju.
Aku ingin mempunyai rumah untuk ku pulang.

Minggu, 29 November 2015

Lelaki yang menunggumu


Aku lelaki ujung gang yang menunggumu.
Menanti dengan jarum yang berjalan namun tak beranjak.
Menit demi menit berjalan, namun terasa terhenti tak berdetak.
Entah sudah berapa lama aku menunggumu
Entah sudah berapa gelas kopi yang ku habiskan
Namun menunggumu adalah sebuah hal yang menyenangkan
Perna sekali, aku melewatkan menunggumu: rasanya menyakitkan.
Aku seperti kehilangan waktuku
Aku seperti kehilangan sebuah hal yang seringkali ku lakukan.
Tahukah, dengan menunggumu aku dapat melihat sebuah senyuman.
Dengan menunggumu, aku tahu bahwa kau pulang dengan keadaan baik-baik saja
Namun, ketika ku melihatmu bersama dengan lelaki lain.
Hatiku rasanya teriris, seperti sebuah pisau menyahat hatiku.
Dunia ku runtuh
Hatiku hancur
Bumiku tak berpijak
Untuk pertama kalinya, aku lelah menungumu.
Untuk pertama kalinya, aku enggan menunggumu
Untuk pertama kalinya, aku berhenti menunggumu

Sebuah rasa yang engan terusir


Ketika ku coba menyusun apa arti kata luka.
Menguraikan berbagai kata yang terdapat kesedihan di dalamnya.
Membuat sebuah bukit yang seakan menyajikan keindahan namun berkabut.



Aku mencoba seakan menjadi bodoh.
Menyerahkan hati dan harapanku pada sebuah rasa yang nanti akan menyakitkan.
Jangan tanya, mengapa aku memberikannya. Karena cinta tak bisa terjabar dengan begitu saja.



Perlahan, biarkan waktu berhenti sejenak.
Membuatku merasakan apa arti luka.
Membuatku menikmati penyakit yang perlahan membunuh jiwa.
Membuatku tau akan hal lain selain kebahagiaan.



Aku mencintainya.

Mencintai mereka yang mengubah sebuah ruang hampa menjadi ruang menggema.
Namun ketahuilah, sebuah ruang tidak akan selalu menggema dengan indah.
Sebuah bising siap kapan saja menyapa.
Sebuah bising siap kapan saja mengacau.



Pertanda,

Aku yang terluka namun engan tuk pergi.

Senin, 19 Oktober 2015

Sang hati yang lelah..

Pada hati yang mungkin kini merasa hampa.
apakah kau baik-baik saja ?
apakah kesepian itu perlahan membunuhmu?
apakah lukamu yang membekas terkuak namun membasah?
apakah perasaan sepi itu, membuatmu merindukan akan hadir seseorang.

kau sang hati yang terluka..
lepaskan semua rasa yang membuatmu tersakiti.
lepaskan semua yang menyakitimu dengan begitu dalamnya.

kau sang hati yang terluka.
kau bahkan berhak bahagia atas luka yang kau lalui.
atas luka yang ia berikan namun ia tinggalkan dengan perih yang begitu menyedihkannya.

kau sang hati yang terluka.
mungkin hatimu masih sedemikian sakit untuk saat ini.
atau mungkin luka yang ia tinggalkan sulit untuk kau kubur bersama kenangan.
atau mungkin pula kau sudah lelah dengan sebuah perkenalan yang baru.

kau lelah untuk mencari..
kau lelah untuk mengenal..
kau lelah untuk sebuah proses pendekatan..
kau lelah untuk semua awal yang baru..



kau wanita yang hampa, namun enggan mencari kebahagiaan.

Senin, 06 Juli 2015

Lukamu.

Sewaktu atau mungkin sesekali.
Hatimu mungkin perna terjatuh di lubang yang terlalu dalam.

Hingga rasanya untuk merangkak keluarpun kau sulit.
Pengap... menyesakkan... dan gelap.

Merontah-rontah untuk mencoba keluar.
Namun sayang, tak seorangpun mendengarmu.

Hatimu terlalu hancur, hingga lukamu melebur menjadi kepingan kaca yang sulit diperbaiki

Kau tersenyum, namun sayang tak ada senyum manis yang terukir indah diwajahmu. Melainkan senyum menyedihkan yang mewakili rontahan hatimu.

Aku tau, kamu mencoba untuk menjadi kuat.
Aku tau, kamu mencoba membuat seakan semua baik-baik saja.

Aku ingin bertanya.
Apakah bisa, ketika kau tersenyum namun hatimu teriris?
Apakah bisa, ketika kau membuat semua seakan baik-baik saja padahal hatimu hancur.

Berlarilah kearahku.
Berdiamlah didalam pelukku.
Tumpahkan saja semua yang kau rasa.
Berbagilah denganku bila kelak kau tak sanggup menahannya sendiri.

Barangkali, aku bisa selalu menjadi tempat sandaranmu kelak ketika kau butuh nanti.

Minggu, 05 Juli 2015

Tak berarti

Aku suka menguburmu di dalam pasir. Dan ketika ombak datang ia menyapumu.
Bukan..
Bukan karena ku tak sayang atau kejam.
Hanya saja, bagiku kamu sudah seperti itu. Tak berarti.
Aku ingat dahulu kala, aku membanggakanmu seperti matahari pagi dan siangku.
Aku menginginkanmu seolah dunia tak mempunyai kamu yang lainnya.
Kamu memang berbeda, namun menyakitkan.
Kamu memang tak sempurna, tapi aku tak butuh yang lain.
Percayalah, kini kamu yang dulu sudah tak ada dihatiku.
Kamu bagaikan kalimat koma yang terkadang terabaikan.

Selasa, 30 Juni 2015

Rindu

Malam ini, tuan..
Biarlah rindu terbang bebas hingga ia lelah.
Biarlah malam, menjadi saksi ketika rindu melepaskan kerinduannya.

Lalu, biarkan rembulan malam menemani ketika sebulir air mata jatuh hingga membengkakan sepasang mata.
Biarkanlah rindu menyatu dengan retaknya hatimu dan basahnya lukamu.
Diamkan saja bila kau lelah, hingga ia membuat lubang hitam yang akan kau diami namun sulit untuk kau lepaskan.

Apakah rindu itu begitu memilukan, tuan?
Jawab, dan tataplah mataku.
Bisakah kau merasakan rindu yang aku rasakan dahulu? Atau kau membuangnya seakan rinduku seogok sampah yang tak penting?

Selasa, 09 Juni 2015

Wajarkah....

Ini lucu namun menyakitkan.
Ketika kamu mencintai seseorang yang bahkan raganya saja tak bisa kau miliki. Apalagi lagi yang kau harapkan? Jiwanya kah? Lantas, bisa kau menggenggam jiwanya? Membawa seorang jiwa tanpa raga ke dalam pelukmu?
Menyakitkan bukan, ketika cinta terkadang bisa sebegitu menyakitkan namun terselip pula kebahagiaan.

Kali ini aku mau bercerita tentang kisah cintaku.
Aku tau, kisah cintaku ini berbeda.
Aku tau raga dan jiwanya, tak bisa aku miliki. namun satu hal yang aku tau. Aku tetap mencintainya. Mencintainyaa setiap hari.
Semakin hari rasa cintaku bertambah, terus hingga rasanya semua terasa meledak dalam jiwa.
Lantas, hatiku pun mengajukan sebuah pertanyaan tolol.
Mau sampai kapan aku begini? Apakah normal rasanya mencintai seperti ini?
Apakah ini namanya cinta sejati?
Tiba-tiba sebuah jawaban muncul tanpa permisi, ia bilang ini hanya sebuah cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Cinta seorang wanita kepada pria yang entah tak bisa dimiliki.

Aku bergeming ketika mendengar jawaban itu.
Apakah wajar bila aku mencintai sebegini rupanya?
Apakah wajar aku mencintai sekian dalamnya, hingga terkadang semua diluar batas kendaliku. Bahkan aku sendiri merasa sesuatu yang aneh ketika perasaan itu muncul.
Apakah semua ini wajar?

Kamis, 19 Februari 2015

Benarkah, sayang?

Cinta itu tak kenal waktu

Seperti awal pertemuan kita -aku dan kamu yang tanpa sengaja bertemu- hingga akhirnya kita memutuskan untuk dekat dan menjalin hubungan.
Aneh rasanya, kita yang belum lama saling mengenal namun tiba-tiba kamu masuk kedalam relung hatiku tanpa permisi maupun mengetuk pintu.

Kamu..Yang mencoba masuk kedalam tanpa mengentuk.
Seolah menghidupkan alarm peringatan untukku.
taukah kamu? Bahwa hati itu telah lama tertutup rapat.
Tapi, mengapa kau tak permisi untuk masuk kedalam?
Mungkin sebaiknya jangan, jika kau hanya ingin singgah ketika kau lelah.
Maaf, aku tidak akan mengizinkannya.

Hatiku terlalu rapuh jika hanya untuk sekedar tempat singgahmu.
Barangkali, aku akan mengizinkan jika kau ingin tinggal -tinggal yang dalam maksud kau berjanji tidak meninggalkanku ketika kau bosan- aku dengan senang hati akan mengizinkanmu masuk tanpa harus permisi .
Namun sayang, aku hanya manusia biasa yang kadang kala berfikiran negative. aku benci untuk mengatakan padamu, bahwa aku tidak bisa mempercayaimu. bahwa kadang aku ragu akan dirimu dan melanggar janjiku untuk selalu mempercayaimu..

Aku merasa  kau akan sama dengan mantan kekasihku dahulu, yang meninggalkanku ketika kau merasa nyaman bersama yang lain . Persetan dengan kenyamanan semata yang kau rasa. Bisakah kau lebih sedikit mengerti tentangku? Bisakah kau tetap setia bersamaku?
Lihatlah sayang, bahkan aku terlalu naif bukan?

Sudahlah, aku tak ingin banyak berbicara.
Karna nyatanya lelaki tidak ada yang tidak brengsek, bukan? tapi bukan berarti semua lelaki brengsek ya hehe..
Satu, yang perlu kau ingat. aku selalu mencintaimu entah bagaimana hubungan kita nanti bisakan kita melewati masa ini terlebih dahulu.

dari wanita yang hatinya telah berhasil kau masuki..