Selasa, 30 Juni 2015

Rindu

Malam ini, tuan..
Biarlah rindu terbang bebas hingga ia lelah.
Biarlah malam, menjadi saksi ketika rindu melepaskan kerinduannya.

Lalu, biarkan rembulan malam menemani ketika sebulir air mata jatuh hingga membengkakan sepasang mata.
Biarkanlah rindu menyatu dengan retaknya hatimu dan basahnya lukamu.
Diamkan saja bila kau lelah, hingga ia membuat lubang hitam yang akan kau diami namun sulit untuk kau lepaskan.

Apakah rindu itu begitu memilukan, tuan?
Jawab, dan tataplah mataku.
Bisakah kau merasakan rindu yang aku rasakan dahulu? Atau kau membuangnya seakan rinduku seogok sampah yang tak penting?

Selasa, 09 Juni 2015

Wajarkah....

Ini lucu namun menyakitkan.
Ketika kamu mencintai seseorang yang bahkan raganya saja tak bisa kau miliki. Apalagi lagi yang kau harapkan? Jiwanya kah? Lantas, bisa kau menggenggam jiwanya? Membawa seorang jiwa tanpa raga ke dalam pelukmu?
Menyakitkan bukan, ketika cinta terkadang bisa sebegitu menyakitkan namun terselip pula kebahagiaan.

Kali ini aku mau bercerita tentang kisah cintaku.
Aku tau, kisah cintaku ini berbeda.
Aku tau raga dan jiwanya, tak bisa aku miliki. namun satu hal yang aku tau. Aku tetap mencintainya. Mencintainyaa setiap hari.
Semakin hari rasa cintaku bertambah, terus hingga rasanya semua terasa meledak dalam jiwa.
Lantas, hatiku pun mengajukan sebuah pertanyaan tolol.
Mau sampai kapan aku begini? Apakah normal rasanya mencintai seperti ini?
Apakah ini namanya cinta sejati?
Tiba-tiba sebuah jawaban muncul tanpa permisi, ia bilang ini hanya sebuah cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Cinta seorang wanita kepada pria yang entah tak bisa dimiliki.

Aku bergeming ketika mendengar jawaban itu.
Apakah wajar bila aku mencintai sebegini rupanya?
Apakah wajar aku mencintai sekian dalamnya, hingga terkadang semua diluar batas kendaliku. Bahkan aku sendiri merasa sesuatu yang aneh ketika perasaan itu muncul.
Apakah semua ini wajar?