Jumat, 23 Desember 2016

Merindumu.

Aku merindukanmu..

Seperti sang burung yang membutuhkan sang induk. Aku membutuhkanmu.

Ah, terasa menyakitkan.
Kerap kali sang ego terlalu mendominan.
Kerap kali sang ego membuat semua semakin jauh.
Semakin sulit untuk digapai.

Kala.
Aku ingin sekali mengirimi mu sebuah pesan singkat.
Sekedar menanyakan bagaimana kabarmu.

Namun, rasanya sulit.

Apa kita akan terus berdiri ditempat ini?
Kau yang jauh disana sedangkan aku yang hanya bisa berdiam diri disini?

Atau, apakah ini sudah batas untuk semua berakhir?

Begitu banyak pertanyaan bodoh.
Begitu berkecambuk pikiran menyebalkan.

Aku hanya ingin dirimu.
Seperti sedia kala.

Walau keadaan tak sama.
Bisakah kita berdamai untuk diri masing-masing?

Luka..

Luka itu..
Ku pikir aku sudah menjadi sahabatnya.
Sahabat seorang luka?
Bodoh.

Aku menyukai saat sendiriku.
Saat dimana semua menjadi satu.
Menyebalkan, namun aku menikmatinya.. seakan tiada hari esok.

Aku terlalu terbelenggu.

Aku menatap nanar pantunlan diriku.
Begitu mengenaskan.

Malam.. Sunyi.. dan sendiri.
Entah mengapa sebuah lubang hitam yang betah ku tinggali.

Terlintas sebuah pertanyaan yang selalu ingin ku ketahui jawabannya.

"Tuhan, kapan ini berakhir?"

Gadis ini terlalu rapuh untuk sekedar membangun kembali semua yang hancur.
Atau, gadis ini hanya tak tau bagaimana membangun?

Selasa, 22 November 2016

Kamu, terlalu bodoh..

Kamu bodoh!
Kamu tau bahwa aku bukanlah seseorang yang dapat membahagiakamu.
tetapi, kamu masih tetap menungguku. Di tempat yang sama yang engan untuk ku datangi.

Kamu tau betul, bahwa aku terlalu egois untuk mencintai hal-hal mustahil.
namun lagi-lagi, kau tak berlari dari ku: Kau menetap.

Entah apa yang harus ku katakan padamu, namun pertanyaan ini selalu berputar dalam otakku
"Apa kau tak lelah menantiku?"
bila saja aku bisa membuka hatiku, aku tak ingin membuatmu menunggu.
Aku ingin sekali berlari ke arah mu dan memelukmu, dan mengatakan: "Maafkan aku yang membuatmu menunggu begitu lama".
Namun tak ada satupun yang dapat aku lakukan.

Aku tau.
aku terlalu egois.
bisa kau biarkan saja aku seperti ini?

Sebab, bila aku terus saja memberimu ruang untuk berusaha bukankah sama saja aku menyakitimu?
"berhentilah, ku mohon.."

aku bukanlah seorang wanita dengan paras cantik.
aku bukanlah seorang wanita dengan kepribadian baik.
dan, semua perihal tentangku yang kau ketahui, percayalah tak semua sama.

Berhentilah menyakiti dirimu..
kau pantas bahagia.

Bila kelak kau dapat membaca tulisan usang ini, ku mohon mengertilah dengan apa yang ku lakukan saat ini.